RUANG LINGKUP FISIOLOGI TUMBUHAN



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya.Dengan mempelajari fisiologi kita akan memperoleh gambaran serta wawasan yang luas terhadap banyak hal yang terjadi di dalam suatu organisme. Ratusan macam reaksi kimia terjadi di dalam setiap sel hidup untuk mengubah dan menghasilkan bahan-bahan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Dalam fisiologi juga dipelajari tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi kehidupan suatu organisme.
Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan , kita akan lebih dapat memahami  bagaimana sinar matahari dapat  dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbondioksida, mengapa tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana biji berkecambah, mengapa tumbuhan layu ketika kekeringan, dan berbagai macam gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhan.
      Dengan meyakini bahwa setiap proses metabolisme  pada tumbuhan dapat dijelaskan secara  kimia dan fisika, maka jelas bahwa pengetahuan dasar  tentang prinsip prinsip  reaksi kimia dan fisika merupakan bekal utama untuk mengkaji secara mendalam setiap fenomena Fisiologi Tumbuhan.
       Organisme Yang menjadi sasaran  dalam kajian Fisiologi Tumbuhan  meliputi semua jenis tumbuhan,dari tumbuhan satu sel sampai pada tumbuhan tingkat tinggi. Walaupun demikian,pada kenyataannya yang menjadi sasaran utama  ahli Fisiologi tumbuhan adalah organisme dalam kelompok plantae,terutama ganggang hijau,tumbuhan Berdaun jarum dan angiospermae,Termasuk tumbuhan monokotil dan Dikotil.
struktur tumbuhan pada umumnya relative homogeny, tumbuhan dapat dianggap sebagai suatu komunitas struktur mikroskopik atau unit-unit yang disebut sel. Semua unit-unit sel ini bekerja harmonis dan memberikan kehidupan pada tumbuhan yang multi seluler.
1
Pada tumbuhan yang uniseluler seperti pada tumbuhan rendah (bakteri dan ganggang), sel merupakan unit individu hidup yang mampu tetap hidup tanpa kehadiran sel lain.
Ukuran dan bentuk suatu tumbuhan sebagian besar ditentukan oleh jumlah morfologi dan penyusunan sel-selnya. Sebagai contoh misalnya jaringan pengangkut pada tumbuhan, tersusun oleh sel-sel yang secara structural dilengkapi untuk keperluan angkutan sejumlah besar air dan nutrisi dengan cepat. Dengan demikian juga ada hubungan yang jelas antara struktur dengan fungsi sel yang terdapat pada daun dan akar tumbuhan. Oleh karena itu,sangat penting untuk mengkaji ruang lingkup fisiologi tumbuhan ini dalam mengembangkan pengetahuan baru sehingga dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.
B.       Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu pengertian fisiologi tumbuhan dan ilmu apa saja yang dikaji dalam ruang lingkup fisiologi tumbuhan.
C .Tujuan
Untuk mengetahui pengertian fisiologi tumbuhan dan ruang lingkup ilmu yang dikaji oleh fisiologi tumbuhan











2
BAB 11
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Perkembangan Ilmu Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan telah ada sangat lama, tetapi tidak bersamaan dengan adanya manusia maupun dimulainya pertanian. Ilmu fisiologi tumbuhan mulai berkembang pada abad ke 17 dan 18,yang mana pada saat itu masih berkembangan ilmu pengetahuan fisika dan kimia. Kemudian pada Pertengahan abad ke 19, cabang ilmu yang berdiri sendiri dengan terbitnya “history of botany” oleh Sachs (1860), setelah itu disusul “Lecturers on the physiology of plants” oleh Sachs 91887)  dan “Physiology of Plants” oleh Pfeffer (1887). Pertengahan abad ke-20 ,jurnal khusus yang memuat hasil-hasil penelitian seperti “Plant Physiology” (mulai 1925) dan “Annual Peview of Plant Physiology” (1950).
Ketika memepelajari fisiologi, kita membutuhkan disiplin ilmu pengetahuan yang memadai, baik itu taksonomi, anatomi, kima atau fisika. Karena, ketika memeplajari gejala-gejala fisiologis pada organ sebuah organisme, maka, kita memebutuhkan tinjauan analisis dari sudut pandang kimia, fisika, anatomi dan lain sebagainya.
B.     Fisiologi tumbuhan
Fisiologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang memepelajari objek spesifik mahluk hidup dari sudut pandang struktur dan fungsinya. Secara terminologis istilah fisiologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu physis (alam, pekerjaan, atau sifat) dan logos (cerita, atau ilmu). Jadi, secara garis besar fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup.Fisiologi tumbuhan juga mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.

3
Fisiologi mengkaji gejala-gejala yang terajdi pada mahluk hidup. Selain itu, ia juga mengklasifikasi gejala-gejala tersebut, mengenal mana yang penting dan mana yang kurang penting, mensistematiskan konsepsi tentang gejala-gejala itu, menentukan di mana tempat terjadinya setiap fungsi dan keadaannya, juga system kordinasinya. Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Seperti, apa yang dipelajari pada fisiologi sel ragi dapat pula diterapkan pada sel manusia. Karena perkembangannya yang sangat pesat, yang ditopang juga oleh perkembangan ilmu kimia dan fisika, maka fisiologi tumbuhan sering dipilah-pilah menjadi beberapa cabang sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasannya, antara lain :
1). Fisiologi tanaman
Fisiologi tanaman merupakan bagian cabang ilmi biologi yang mempelajari tentang berbagai proses metabolisme untuk membuat tanaman tetap bertahan hidup. Proses tersebut terjadi di dalam tubuh tanaman. Proses metabolism tanaman dipengaruhi oleh berbagai factor yang melingkupi lingkungan mikro tanaman tersebut,oleh karena itu ahli fisiologi tanaman harus memahami berbagai konsep dasar ilmu fisika dan kimia. Fisiologi tanaman berkaitan dengan proses kehidupan tanaman, dan sejak awal telah difokuskan terutama pada tanaman tingkat tinggi darat hijau, autotrophic (makan sendiri) tanaman yang memberi makan hewan. Pada bagian, fisiologi tanaman berakar dalam pertanian.
   2). Fisiologi lepas panen
          Cabang fisiologi tumbuhan ini menelaah tentang proses fisiologi yang terjadi pada organ hasil setelah organ tersebut dipanen. reaksi reaksi yang terjadi umumnya bersifat katabolik, yakni penguraian senyawa senyawa bermolekul besar (atau lebih kompleks) seperti pati, selulosa, protein, lemak dan asam nukleat menjadi senyawa senyawa yang bermolekul kecil (atau yang lebih sederhana strukturnya).




4
Usaha usaha untuk memanipulasi laju reaksi katabolik yang terjadi untuk tujuan memperpanjang kesegaran organ hasil merupakan manfaat utama dan menjadi tujuan dari telaah fisiologi lepas panen.

3). Ekofisiologi

        membahas pengaruh faktor faktor lingkungan terhadap berbagai proses metabolisme tumbuhan, mencakup pengaruh positif dan negatif bagi tumbuhan dan kepentingan manusia.

4). Fisiologi benih

        Mempelajari proses perkecambahan benih, melibatkan berbagai tahapan dan proses yang mengikutinya.Fisiologi benih adalah ilmu yang mempelajari proses perkecambahan benih,melibatkan berbagai tahapan dan proses yang mengikutinya.
Proses perkecambahan benih merupakan rangkaian komplek dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia, merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu radikula (akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari tumbuhan berbunga dibedakan dari cacah daun lembaganya yaitu monokotil dan dikotil. Tumbuhan berbiji terbuka lebih bervariasi dalam cacah lembaganya. Kecambah pinus misalnya dapat memiliki hingga delapan daun lembaga. Beberapa jenis tumbuhan berbunga tidak memiliki kotiledon, dan disebut akotiledon.



5
C.     Sel tumbuhan
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut meliputi:
·                     Vakuola
Vakuola yang besar (dikelilingi membran, disebut tonoplas, yang menjaga turgor sel dan mengontrol pergerakan molekul di antara sitosol dan getah. Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola, berasal dari kata yang berarti 'kosong', dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
               Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor tumbuhan. Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista uniselular. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel
·         Dinding sel
Dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein, dalam banyak kasus lignin, dan disimpan oleh protoplasma di luar membran sel. Ini berbeda dengan dinding sel fungi,
6
yang dibuat dari kitin, dan prokariotik, yang dibuat dari peptidoglikan.
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding rumah terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).racun
·         Plasmodesmata,
            Plasmodesmata merupakan pori-pori penghubung pada dinding sel memungkinkan setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel berdekatan lainnya. Ini berbeda dari jaringan hifa yang digunakan oleh fungi. Plasmodesmata (tunggal: plasmodesma) adalah saluran mikroskopis yang melintasi dinding sel sel tumbuhan dan beberapa sel alga, memungkinkan transportasi dan komunikasi di antara mereka. Spesies yang memiliki plasmodesmata termasuk anggota Charophyceae, Charales dan Coleochaetales (yang alga semua), serta semua embryophytes, lebih dikenal sebagai tanaman darat Tidak seperti sel-sel hewan, setiap sel tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel polisakarida.

7
 Sel tanaman tetangga karena itu dipisahkan oleh sepasang dinding sel dan lamella intervensi, membentuk sebuah domain ekstraseluler dikenal sebagai apoplast tersebut. Meskipun dinding sel yang permeabel terhadap protein larut kecil dan zat terlarut lainnya, plasmodesmata memungkinkan langsung, diatur, transportasi antar symplastic zat antar sel. Ada dua bentuk dari plasmodesmata. Plasmodesmata primer, yang terbentuk selama pembelahan sel, dan plasmodesmata sekunder, yang dapat membentuk antara sel matang Struktur serupa, yang disebut persimpangan kesenjangan nanotube membran dan, interkoneksi sel-sel hewan dan stromules bentuk antara plastida dalam sel tanaman.
·         Plastida,
               Plastid  terutama kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan terjadinya fotosintesis. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel. Secara evolusi plastid dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastid dianggap terjadi lebih kemudian.
  • Kelompok tumbuhan tidak berflagella (termasuk konifer dan tumbuhan berbuga) juga tidak memiliki sentriol yang terdapat di sel hewan.Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktur dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai diniding sel, terisi plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.



8

D.    Dinding Sel
Dinding sel terdiri dari: lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder. Antara sel-sel yang berdekatan ada lamela tengah yang merekatkan antara dua dinding sei menjadi satu. Lamela tengah terutama terdiri dari Ca-pektat berupa gel. Dinding primer adalah lapisan yang terbentuk selama pembentangan, terdiri dari hemiselulosa, selulosa, pektin, lemak, dan protein. Dinding sekunder biasanya lebih tebal dari dinding primer terutama terdiri dari selulosa dan kadang-kadang lignin, merupakan lapisan yang ditambahkan setelah proses pembentangan dinding sel selesai.
Tidak  semua   bagian   dinding   sel   mengalami   penebalan   dan  terisi   plasma (plasmodesmata).  Dinding primer memilki sejumlah daerah penipisan yang disebut noktah. Daerah ini memiliki plasmodesmata dengan kerapatan tinggi. Plasmodesmata adalah jalinan  benang sitoplasma  tipis yang  menembus dinding-dinding  sel yang bersebelahan, menghubungkan protoplas sel yang berdampingan. Dengan demikian dinding    sel    menjadi berlubang-lubang    yang    memungkinkan    senyawa    kimia melewatinya.
Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi kutin dan suberin (kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga masih memungkinkan senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk memberi kekuatan mekanik sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta memberi perlindungan terhadap isi sel, dan karena sifat hidrofilnya dapat mengadakan imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa yang larut di dalamnya ke protoplas.
E.     Protoplas
Protoplas merupakan bagian yang hidup dari sel tumbuhan, meskipun di dalamnya juga terdapat berbagai senyawa anorganik. Protoplas terdiri dari empat bagian utama, yaitu: sitgplasma, nukleus, vakuola dan bahan ergastik.

9
F.      Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian sel yang kompleks, suatu bahan cair yang mengandung banyak molekul, diantaranya berbentuk suspensi koloid dan organel-organel yang bermembran. Sitoplasma dan nukleus secara bersama-sama disebut protoplasma. Beberapa sel tumbuhan juga memiliki juga zat-zat murni yang tidak hidup disebut bahan ergastik, seperti: kalsium oksalat, benda-benda protein, gum, minyak, resin.
Sistem endomembran dalam Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, badan Golgi, selimut inti, dan organel sel serta membran lain (badan mikro, sferosom dan membran vakuola) yang berasal dari retikulum endoplasma atau badan Golgi. Sedangkan membran plasma dianggap satuan yang terpisah, meskipun tumbuh melalui penambahan sejumlah kantung yang berasal dari badan Golgi.

Mitokondria dan plastida yang diselimuti oleh selapis membran yang halus dan membran dalam yang melekuk-lekuk juga tidak berhubungan dengan sistem membran. Demikian pula ribosom, mikrotubul dan mikrofilamen bukan bagian dari sistem endomembran.
G.    Membran Plasma
Membran plasma berfungsi mengatur aliran zat -zat terlarut masuk dan keluar
sel, dan mengatur aliran air melalui osmosis. Membran plasma bersifat diferensial permeabel,  artinya dapat melalukan  senyawa  kimia tertentu dan tidak  melalukan senyawa lainnya.Membran plasma merupakan  lapisan  rangkap lipid dengan bagian .hidrofilik (suka air) molekul lipidnya berada di permukaan. Bagian lipofilik (suka lemak), molekul tersebut menghadap ke dalam lapisan rangkap sehingga menyebabkan adanya ruang yang terang. Molekul protein yang mencakup 50 % bahan membran tenggelam di lapisan rangkap itu, dengan satu atau kedua ujung menonjol ke salah satu atau kedua permukaan membran. Kedua permukaan membran berbeda secara khas.

10
H.    Retikulum Encfoplasma (ER = Endplasmic Retikulum)
Pada banyak sel, ER menyerupai kantung kempis yang berlipat-lipat (disebut sisternae). ER membentuk sistem angkutan untuk berbagai macam molekul di dalam sel dan bahkan antar sel meialui plasmodesmata. Sejumlah ribosom sering berasosiasi dengan ER dalam hal sintesis protein. ER yang ditempeli ribosom disebut ER kasar. ER halus tak ber-ribosom dan senng berbentuk pipa.
I.       Badan Golgi
Dengan mikroskop elektron, badan golgi (diktiosom) terlihat sebagai tumpukan piring pipih yang berongga di dalamnya (sisternae) dengan tepian yang menggelembung dan dikelilingi oleh benda bulat-bulat (vesikel). Badan Golgi berperarudalam pembentukan membran plasma dan mengangkut enzim yang harus dibuat dalam sel, yang akan menentukan reaksi kimia yang terjadi dan menentukan struktur dan fungsi sel.
J.       Selimut Inti
Inti (nukleus) dikelilingi oleh dua membran unit yang sejajar yang disebut selimut inti. Ketebalan membran luar sedikit lebih tebal dibanding membran dalam. Keduanya dipisahkan oleh ruang perinukleus. Selimut inti mempunyai banyak pori. Membran dalam dan luar menyatu membentuk pinggiran pori, yang dipertahankan bentuknya oleh suatu bahan sehingga terjadi struktur yang disebut anulus. ER berhubungan dengan selimut inti, sedang ruang perinukleus bersambungan dengan ruang di antara membran sejajar ER.Membran Vakuola atau TonoplasMembran vakuola menyerupai plasmalemma, namun berbeda fungsinya dan sering agak lebih tipis. Tonoplas mengangkut zat terlarut keluar-masuk vakuola, sehingga mengendalikan potensial air.




11
K.    Badan Mikro
Badan mikro adalah organel bulat yang terbungkus oleh selapis membran, berbutir-butir di sebelah dalamnya, dan kadang disertai kristal protein. Dua jenis badan mikro yang penting adalah peroksisom dan glioksisom yang masing-masing berperan khusus dalam aktivitas kimia sel tumbuhan. Perpksisom menguraikan asam glikolat yang dihasilkan dari fostosintesis, mendaur ulang molekul lain kembali ke kloroplas. Glioksisom menguraikan lemak menjadi karbohidrat selama dan sesudah perkecambahan biji. Hidrogen peroksida hasil reaksi ini juga diuraikan di dalam glioksisom.
L.     Sferosom
Sferosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh membran unit yang berasal dari ER, berisi bahan berlemak, dan menjadi pusat sintesis dan penyimpanan lemak.
M.   Rangka Sel
Berkat perkembangan mikroskop elektron, diketahui bahwa mikrotubul dan mikrofilamen berprotein terdapat di hampir semua sel tumbuhan eukaritik. Bersama-sama dengan benang-benang penghubung membentuk tiga sistem rangka sel yang berlainan tapi terintegrasi dengan baik. Mikrotubul adalah siiinder panjang yang berongga terdiri dari molekul protein bundar yang disebut tubulin. Fungsi mikrotubul diduga berkenaan dengan gerak yang mengarah , khususnya di kromosom saat sel membelah atau di organel sel. Gerak itu meliputi pengendalian arah mikrofibril selulosa pada dinding sel atau gerak sel itu sendiri.
Mikrofilamen merupakan stuktur padat yang lebih kecil, yang bertindak sendiri atau bersama-sama dengan mikrotubul untuk menggerakkan sel. Mikrofilamen terdiri dari protein aktin yang juga menjadi kandungan utama jaringan otot hewan. Fungsi lain mikrofilamen adalah mengatur arah aliran sitoplasma, kalau arah mikrofilamen berubah maka berubah juga arah aliran sitoplasma.


12
N.    Ribosom
Sintesis protein merupakan fungsi sel yang vital yang berlangsung di ribuan ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau bergabung dengan ER kasar di dalam sel, dan selalu di membran rangkap ER di sisi sitosol. Ribosom juga menempel di membran iuar selimut inti di sisi sitosol. Ribosom nampak sebagai bintik hitam pada mikrograf elektron. Sering juga membentuk rantai seperti untaian, khususnya dalam pola spiral (terpilin). Struktur ini dinamakan poliribosom atau polisom. Dalam ribosom, informasi genetik dari mRNA diterjemahkan menjadi protein.
Ø  Mitokondria
Pada mikroskop cahaya, mitokondria terlihat seperti bulatan, batang atau kawat kecil yang beragam bentuk dan ukurannya. Terbungkus membran rangkap, permukaan luarnya berlubang-lubang sedang permukaan dalamnya membentuk tonjolan-tonjolan (kristae) yang masuk ke dalam stroma.
Ø  Plastida
Plastida adalah organel berbentuk lensa yang terdapat pada semua sel tumbuhan, diselimuti oleh sistem membran rangkap. Plastida mengandung DNA dan ribosom yang terbenam dalam matriks cair yang disebut stroma. Plastida terbentuk dari hasil pembelahan plastida terdahulu atau sebagai hasil diferensiasi proplastida. Plastida tak berwarna disebut leukoplas, contohnya: amiloplas yang mengandung butir-butir padi atau proteinoplas yang mengandung protein cadangan. Ada dua macam plastida berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya, dan kromoplas yang mengandung pigmen lain (karotenoid). Plastida terpenting adalah kloroplas, karena menjadi tempat berlangsungnya fotosintesis.
Kloroplas mengandung suatu sistem mebran yang bernama tilakoid, yang sering sambung-menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut grana. Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan di stroma.

13
Ø  Nukleus
Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik. Nukleus mengendalikan seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi kimia dan juga struktur dan fungsi sel. Nukleus merupakan organel berbentuk bulat atau memanjang yang terbungkus selimut inti. Plasma nukleus (nukleoplasma) berbutir-butir merupakan sistem koloid, mengandung kromatin yang pada pembelahan sel berubah menjadi kromosom. Fungsi kromosom adalah membentuk m-RNA yang mengatur sintesis protein. Di dalam plasma nukleus juga terdapat nukleolus yang jumlahnya tiap sel khas untuk tiap jenis. Nukleolus itu padat, bentuknya tak beraturan, merupakan massa serat dan butiran, dan berwarna gelap. Fungsi nukleolus adalah untuk sintesis r-RNA dan ribosom.
Ø  Vakuola
Badan khas di sel tumbuhan selain dinding sel dan plastida adalah vakuola. Vakuola mengerjakan beberapa fungsi. Bentuk dan ketegangan jaringan yang hanya memiliki dinding primer adalah akibat adanya air dan bahan terlarut yang menekan dari dalam vakuola. Tekanan tersebut timbul karena osmosis. Konsentrasi bahan terlarut di dalam vakuola cukup tinggi, termasuk garam-garam, molekul-molekul organik kecil, beberapa protein (enzim) dan molekul-molekul lainnya. Beberapa vakuola mengandung pigmen yang menimbulkan warna pada banyak bunga atau dauh. Pada beberapa bagian tumbuhan, vakuola dapat mengandung bahan-bahan yang mungkin berbahaya bagi sitoplasma.
Sel muda yang aktif membelah di titik tumbuh batang dan akar mempunyai vakuola sangat kecil. Sebagian besar terbentuk dari ER, lalu tumbuh bersama sel, mengambil air secara osmosis dan bergabung satu sama lain. Sel dewasa sering memiliki vakuola yang mengisi 80-90% atau lebih volume sel, dan protoplasmanya tersisiih hingga hanya berupa lapisan tipis di antara tonoplas dan plasmalemma. Beberapa sel yang aktif membelah juga dapat bervakuola besar.


14

DAFTAR PUSTAKA


Dennis, DT, dan DH Turpin Tanaman Fisiologi., Biokimia dan Biologi Molekuler. Harlow,   Essex, UK: Longman Group, 1990. Harlow, Essex, UK: Longman Group, 1990.
Salisbury, FB, and CW Ross. Plant Physiology, 3rd ed. Salisbury, FB, dan CW Ross Tanaman Fisiologi., 3rd ed. Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 1985. Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 1985.
Taiz Lincoln, and Eduardo Zeiger. Plant Physiology, 2nd ed. Taiz Lincoln, dan Eduardo Zeiger Tanaman Fisiologi., 2nd ed. Sunderland, MA: Sinauer Associates, 1998. Sunderland, MA: Sinauer Associates, 1998.
Pranoto, H.S., Mugnisjah, W.Q., Murniati, E. 1990. Biologi Benih. Depdikbud, Dirjen Dikti, PAU Ilmu Hayat IPB Bogor. Justice, L., Bass, L.N. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Pers. J akarta. Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih. Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.






15

0 komentar: