PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber utama pendidikan Islam adalah kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan sumber pendidikan Islam. Pendidikan Islam sebagai sebuah disiplim ilmu bisa membuka mata pendidikan di Indonesia bahwa keadaan pendidikan yang terjadi saat ini jauh dari apa yang diharapkan. Pendidikan Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di Indonesia, namun hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal. Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak diterapkannya sebuah prinsip sebagai dasar dalam pendidikan (Adiepagaraeducation, 2010).
Sebuah prinsip biasanya hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja. Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagi pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam pendidikan Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent (Adiepagaraeducation, 2010).
Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini dan memaparkan tentang bagaimana sebuah prisnip-prinsip pendidikan Islam sebagai displin ilmu dan bagaimana kontribusinya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian prinsip pendidikan Islam?
2. Apa saja yang menjadi prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam?
3. Bagaimana bentuk prinsip pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian prinsip pendidikan Islam
2. Mengetahui prinsip-prinsip dalam Pendidikan Islam
3. Menegetahui bentuk prinsip pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
            Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab sucu Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah SAW. serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan (M.Arifin, 2003).
            Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiyahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokok dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan muslim. Dalam sumber-sumber pokok ini terdapat bahan-bahan fundamental yang mengandung nilai kependidikan atau inplikasi-inplikasi pendidikan yang masih berserakan. Untuk dibentuk suatu ilmu pendidikan islam, bahan tersebut perlu disistemtisasikan dan diteorisasikan sesuaidengan kaidah (norma-norma) yang di tetapkan dalam dunia pengetahuan (M.Arifin, 2003).
            Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma,syarat-syarat, dan criteria-kriteria oleh suatu ilmu yang ilmiyah. Persyaratan keilmuan yang ditetapkan itu tampak bersifat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiyahkan suatu pandangan atau konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ketuhanan dipandang tidak rasional karna metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ketuhanan berada di atas nilai keilmiyahan dan ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu pengetahuan, karna bukan ciptaan budaya manusia. Agamaadalah wahyu tuhan yang diturunkan kepada umat manusia melalui Rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup yang harus diyakuni kebenarannya (M.Arifin.2003).
            Ilmu pengetahuan pendidikan islam pada khususnya tersusun dari konsep-konsep dan teori-teori yang disistematisasikan menjadi suatu kebulatan yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berkaitan (M.Arifin.2003).
            Teori tersebut dijadikan pedoman untuk melaksanakan proses kependidikan islam itu. Antara teori dengan proses operasionalisasi saling berkait, yang satu sama lain saling menunjang bahkan saling memperkokoh (M.Arifin.2003).
            Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidkikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intetektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi, mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi manusia yangberlanjut kepada terbentuknya ilmu pengetahuan itu. Untuk itu Nabi Adam As. Diajarkan nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu pengetahuannya (M.Arifin.2003).
            Dengan kata lain, ilmu pendidikan islam harus bertumpu pada gagasan-gagasan yang dialogis dengan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau informasi untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya suatu ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan demikian, ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Justru IPI menuntut adanyateori yang dijadikan pedoman operasional dalam lapangan praktik pendidikan (M.Arifin.2003).
            Pengetahuan kita tentang apa, bagaimana, dan sejauhmana pandangan islam tantang kependidikan yang bersumberkan Al-Qur’an, dapat kita jadikan bahan untuk merumuskan konsepsi pendidikan Islam teoritis dan praktis yang dilaksanakan (flexible) dalam lapangan operasional (M.Arifin.2003).
            Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah:
1)    Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang universal itu telah dirumuskan dalam Seminar pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam dari Negara-negara islam.
2)    Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu.
3)    Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea (inmuchlis,2012).
                  Berdasarkan pemikiran diatas maka pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga manpu berperan dijantung masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada garis marjinal nasyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman operasionalisasi pendidikan islam perlu dekembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik, yaitu sebagai berikut:
1)    Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang non-Islami.
2)    Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan islami yang bersumberkan ajaran islam.
3)    Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.
4)    Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat (inmuchlis,2012).
Oleh karena suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)    Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada.
2)    Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep.
3)    Teori harus dapat mengikhtisarkan berbagai fakta.
4)    Teori harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian (inmuchlis,2012).
                  Sebagai contoh, antara lain dapat dikemukakan adanya peristiwa yang menunjukan adanya murid sekolah yang tidak tertarik kepada bidang studi agama. Untuk mengatasi hal tersebut guru agama mencari teori yang dapat memberitahukan tentang cara yang efektif dalam proses belajar mengajar bidang studi agama yang menarik minat murid, misalnya dengan cara mengaitkan ajaran agama dengan kebutuhan hidup murid sehari-hari serta pengalamannya, seirama dengan tingkat perkembangan hidup kejiwaannya. Maka pelajaran agama baru dapat menarik minat murid bila dikaitkan dengan problema hidup remaja masa kini, misalnya dalam kaitannya dengan kehidupan seksual, dengan keterampilan kerja dan diorientasikan kepada perkembangan ilmu dan teknologi masa kini (M.Arifin.2003).
                  Adapun corak teoritis dari ilmu pendidika islam itu hendaknya disusun secara fakta dari pengalaman operasional dalam bentuk pengertian sesederhana mungkin. (Gilbert Sax,1968,p.15-16) (M.Arifin.2003).
                  Yang menjadi permasalaan urgen bagi ilmu pendidikan islam, yaitu
1.      Bagaimana seharusnya pendidikan islam dapat menjawab tantangan kebutuhan kependidikan generasi muda bagi kehidupannya di masa depan dengan secara sistematis berencana, mengingat cirri khas agama islam adalah bersifat aspiratif dan kondusif kepada kebutuhan hidup sesuai dangan human nature (fitrah).
2.      Bagaimana agar pendidikan islam mampu mendasari kehidupan generasi muda bengan iman dan taqwa dan berilmu pengetahuan yang sekaligus dapat memotifasi daya kreativitasnya dalam kegiatan pengembangan dan pengamalan ilmu pengetahuan tersebut sejalan dengan tuntunan Al-Qur’an.
3.      Bagaimana pendidikan islam sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan memajukan tradisi dan budaya moral yang Islamic-ethnic dalam komunikasi social dan interpersonal dalam masyarakat yang semakin industrial-teknologis.
4.      Bagaimana agar pendidikan islam tetap mampu berkembang dalam jalur input invironmental  dilambaga pendidikan dalam proses pencapaian tujuan akhirnya, baikdalam upaya pembentukan pribadi, maupun anggota masyarakat dan warga Negara yang berkualitas baik. (M.Arifin.2003)
Sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’du:11, yaitu:
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.





























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam ialah:
1)    Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang universal itu telah dirumuskan dalam Seminar pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam dari Negara-negara islam.
2)    Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu.
3)    Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea.
Persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik, yaitu sebagai berikut;
1)    Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang non-Islami.
2)    Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan islami yang bersumberkan ajaran islam.
3)    Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.
4)    Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh karena suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)    Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada.
2)    Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep.
3)    Teori harus dapat mengikhtisarkan berbagai fakta.
4)    Teori harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian. (inmuchlis.2003)
DAFTAR PUSTAKA

M.arifin, M.Ed. 2003.  Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta. PT Bumi Aksara

HJKNKN
http://bhiaem.blogspot.com/2012/03/prinsip-prinsip-pendidikan-islam.html em.blogspot.com/2012/03/prinsip-prinsip-pendidikan-islam.html

0 komentar: